Sabtu, 04 September 2010

Biggest Library in the World Belongs to Indonesia

Pernah dengar berita ini setahun yang lalu? Kompas.com pernah mempublish sebuah berita edukasi berjudul Perpustakaan Terbesar di Dunia Dihadirkan di UI pada 31 Mei 2009.
"Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar, dan terindah di dunia yang akan berlokasi di Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektar. Pihak Rektorat UI dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (30/5), menyebutkan, gedung perpustakaan yang memiliki luas bangunan 30.000m2 serta terdiri atas delapan lantai yang pemancangan tiang perdana akan dilakukan Senin (1/6) ditargetkan pembangunannya selesai pada Desember 2009." [read more]
Namun hingga Desember 2009, proyek pembangunan ini tak kunjung selesai. Banyak pihak--intern UI maupun masyarakat umum--yang menilai bahwa proyek ini terlalu muluk. Maka kelanjutan dari pembangunan perpustakaan tersebut pun tidak lagi dieskpos media.

Pada tanggal 2 September 2010, saya menemukan lagi berita serupa.
Perpustakaan Terbesar Seharga Rp 200 M
Kamis, 2 September 2010 | 11:29 WIB
"Rencana awalnya dibuka pada Desember tahun ini, namun sepertinya masih kurang siap. Jadi, kami memutuskan pada awal tahun depan saja dan akan diresmikan oleh Presiden pada 2 Mei 2010 atau bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional," tutur Rektor UI Prof Gumilar Rusliwa Somantri di sela acara buka bersama dengan wartawan, Rabu (1/9/2010) malam di Jakarta.

Gumilar mengatakan investasi untuk perpustakaan ini sebesar Rp 200 miliar. Dana tersebut berasal dari pemerintah dan sumbangan kalangan industri. "Perpustakaan ini dibangun dengan misi UI, yaitu smart education for smart society," lanjut Gumilar. [read more]

Juliet's Words : Saya memandang hal ini dalam dua sudut pandang berbeda.
>>On One Hand, Apakah Indonesia Membutuhkan Perpustakaan Ini?
Rincian perpustakaan UI adalah terdiri dari tiga gedung utama yang masing-masing memiliki 8 lantai. Di sekelilingnya terdapat 10 gedung lain yang merepresentasikan banyaknya fakultas di UI dan semuanya terhubung dengan fasilitas belajar terkemuka di luar negeri dengan koleksi buku yang bisa ditampung antara 3 sampai 5 juta judul buku. 

Perpustakaan ini rencananya bukan hanya terbesar di dunia, namun kompleks perpustakaan juga menerapkan konsep ramah lingkungan dalam kegiatan operasionalnya. Misalnya penggunaan solar cell sebagai pemasok energi, menekan penggunaan plastik dan kertas serta menghemat penggunaan air dan kendaraan bermotor dilarang masuk sehingga untuk transportasi bisa menggunakan sepeda atau berjalan kaki. 

Memiliki perpustakaan sekeren ini tentu saja akan menjadi suatu prestise bagi "nama" UI khususnya dan Indonesia pada umumnya. Perpustakaan ini akan mengangkat nama Indonesia di dunia Internasional. Alasan utamanya adalah karena UI merupakan satu-satunya universitas di dunia yang mencantumkan nama bangsa. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang bangunan tersebut akan menjadi salah satu ciri fisik Indonesia di dunia Internasional. Sangat diharapkan pula bangunan ini dapat menjadi ikon yang dapat mengembalikan pembangunan bangsa kepada pendidikan dan keilmuan. Sebab, ilmu merupakan muara dari segala persoalan bangsa Indonesia saat ini. 

>>On The Other Hand, Apakah Mahasiswa dan Masyarakat Membutuhkan Perpustakaan Ini?
Perpustakaan UI memiliki tujuan mulia yaitu bahwa perpustakaan dengan fasilitas super mewah ini tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan intern UI saja, tetapi juga untuk masyarakat umum. Dimana perpustakaan akan dibuka untuk umum pada hari Minggu.

Namun bukan mengundang simpati, pembangunan perpustakaan ini malah mengundang kontroversi dikalangan mahasiswanya sendiri. Beberapa mahasiswa memposting opini mereka--baik mendukung maupun tidak--mengenai pembangunan perpustakaan baru tersebut di anakUI.com. Tidak sedikit dari mereka yang menyatakan bahwa pembangunan perpustakaan megah ini merupakan sebuah pemborosan.

Memang benar menghabiskan Rp 200 M untuk sebuah perpustakaan, jika ditinjau dari sisi fungsionalnya merupakan sebuah pemborosan. Dengan dana sebesar itu, seharusnya UI dapat menggunakannya untuk hal-hal yang lebih penting. Misalnya saja dana tersebut dapat dialokasikan untuk renovasi gedung, subsidi bagi mahasiswa yang kurang mampu ataupun menambah fasilitas dari perpustakaan yang sudah ada.

Jika UI memang berniat untuk membuka perpustakaannya bagi masyarakat umum, akan lebih baik jika UI mempercanggih perpustakaan digital yang dimilikinya saat ini. Perpustakaan digital tentu saja akan dapat menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Jika perpustakaan mewah UI hanya dapat dikunjungi di Depok, maka dengan perpustakaan digital masyarakat dari daerah lain pun dapat mengaksesnya tanpa harus pergi ke UI hanya untuk menikmati koleksi buku dan jurnal ilmiah yang dimiliki UI. 

The End of Juliet's Words.
Terlepas dari bagaimana tanggapan kita terhadap pembangunan perpustakaan ini, faktanya pembangunannya akan segera rampung. Kita doakan saja Indonesia benar-benar dapat berbangga hati memiliki perpustakaan terbesar dan termodern tersebut dan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada disana sebaik-baiknya.

4 komentar:

  1. am I the first???

    wow!! again!!! proyek!!!

    kayaknya di Indonesia proyek itu adalah makanan sehari-hari ya... setiap saat selalu ada orang yang membuat proyek... hmmm... apakah berguna??? yang bangun sih bilang tentu berguna... nah,kita yang konsumen?? berguna ga ya??? penasaran...

    kalau untuk yang ini... walaupun proyek tapi dah mo rampung... moga2 aja ya bisa berguna..

    amin..

    BalasHapus
  2. hmmm... menurut saia, kalo perpustakaan terbesar di dunia itu selesai dibangun, Indonesia akan lebih dilirik lagi oleh turis2 dari luar negeri.. perpustakaan ini pastinya akan dijadikan tempat wisata karena semua orang mau melihat betapa besar dan mengagumkannya tempat itu (jika sesuai dengan yg digambarkan).
    masyarakat yang mengunjungi belum tentu akan membaca buku2 yg tersedia. palingan hanya akan melihat2 koleksi buku apa saja yang ada, lalu menikmati gedung dan tempatnya untuk jalan2.. jadi,bagi masyarakat umum fungsi perpustakaan ini akan menjadi lain. masyarakat sekarang kan juga sudah meninggalkan buku. kita lebih suka menggunakan sistem online, menggantikan buku.. memang masyarakat masih membeli buku untuk berbagai keperluan.. tapi pergi ke perpustakaan untuk membaca? saya rasa kebiasaan ini sudah ditinggalkan..
    semoga UI bisa membuat perpustakaan ini dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat sekitar..

    BalasHapus
  3. Kalo menurut g bagus bgt kalo Indonesia bisa memikirkan sesuatu yang dibangun untuk kepentingan masyarakat..

    Tapi pertnyan'ny apakh itu akan benar2 dimanfaatkan oleh masyaraktnya? Dan apakah orang yang berkunjung ato meminjam buku ke perpustkaan tsb bisa bertanggung jawab menjaga dan merawat buku2 tsb? Karna ga jarang kan orang2 minjem buku kondisinya masih bagus, tnyt pas dikembalikan byk coretan lah, koyak lah, lepas lah, dan masih bnyk lagi..

    Spt yg tita katakan, zaman skrg ini jarang ada orang yg mau mencari dan mengubrak-abrik buku2 yg tersedia utk mencari bahan ataupun artikel2 untuk tugas2 mrk apalagi buku'ny tebel. Orang pasti akan memilih media alternatif lain yg lebih cpt yaitu internet..

    BalasHapus
  4. hm..g setuju ama Nelly. Mendingan bkin perpustakaan digital aja d. Lebih cepat diakses n dapat diakses ama smua orang dimanapun berada. Trs sisa uang yg digunakan bs untuk beasiswa anak UI.
    Tapi, karena proyeknya uda rampung y bangga juga kita punya perpustakaan luar biasa kyk gt. Jadi bisa dijadikan ikon kota ato sebagai tempat pariwisata. Mudah2an menambah minat dr turis mancanegara juga sehingga menambah devisa negara kita. Hehehe

    BalasHapus

All You Read Above are Juliet`s Words. Say Your Words Below :)